Resume manajemen pelatihan Dakwah


RESUME MANAJEMEN PELATIHAN DAKWAH
  



Resume ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelatihan Dakwah

Oleh                     : LELA IRAYANI
NIM                     : 1527.0005
Dosen  Pengampu          : Naim Ulfinua, S.Kom.I


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUMI SILAMPARI LUBUKLINGGAU
2019


A.    Perencanaan Pelatihan Dakwah
-          Perencanaan
Anderson dan bowna, mengungkapkan “Perencanaan merupakan proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan di masa datang “Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
-          Pelatihan
     Pelatihan berasal dari kata latih, yang merupakan terjemahan bahasa inggris training. Dalam Ilmu Prilaku, latihan menurut William G.Scott adalah suatu kegiatan lini dan staf yang tujuannya untuk mengembangkan sumber daya insani untuk memperoleh efektivitas pekerjaan perseorangan yang lebih besar, hubungan antar perseorangan dalam organisasi menjadi lebih baik, serta kesesuaian dengan lingkungan yang lebih meningkat
-          Perencanaan Dakwah.
Rosyad Saleh, dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam menyatakan, bahwa perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis, mengenai tindakan- tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka menyelanggarakan dakwah.
1.  Merumuskan Tujuan Pelatihan Dakwah
Dalam bidang pelatihan, tujuan dan sasaran seringkali dicampurkan. Padahal tujuan merupakan pernyataan terntang maksud secara umum. Sedangkan sasaran lebih menyatakan tuntutan yang spesifik dan menunjukkan hasil yang akan di capai melalui kegiatan pelatihan.
2.  Merumuskan Sasran Pelatihan Dakwah
Sasaran pelatihan dakwah merupakan sarana keberhasilan pelatihan. Adanya sasaran pelatihan. Adanya sasran pelatihan mempunyai arti dan manfaat dalam hal :
a.   Sebagai dasar menentukan apa yang harus dilakukanoleh peserta selama mengikuti pelatihan.
b.   Menjamin konsistensi penyusunan program.
c.   Memudahkan komunikasi antara penyusun program pelatihan dengan pihak yang berkepentingan.
d.   Merupakan kerangka dari sesuatu program pelatihan.
e.   Membantu fasilitator (pelatihan) memilih strategi untuk mencapai tujuan pelatihan.
f.   Memudahkan pelatih didalam menyusun bahan penilaian terhadap kemajuan peserta selama mengikuti pelatihan.
g.  Menghindari kemajuan konflik penyelenggaraan program pelatihan dengan yang meminta program pelatihan.
h.   Membantu penyelenggara untuk menentukan program tindak lanjut daripada pelatihan.

B.  PENGORGANISASIAN PELATIHAN DAKWAH
1.    Pengertian Pengorganisasian
        Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuannya, sumber-sumber dan lingkungannya. Organisasi memiliki  dua aspek.
-.      Struktur organisasi, yaitu susunan komponen-komponen (unit kerja) dalam organisasi.
-.      Aspek perilaku.
2.     Mengorganisasikan Kebutuhan Pelatihan Dakwah
Kebutuhan pelatihan dakwah diantaranya :
1.      Merumuskan kerangka acuan (TOR : term of refence ) latihan.
2.      Menggandakan bahan-bahan latihan untuk peserta.
3.      Merancang survey kebutuhan latihan (training need assement)
4.      Merancang program latihan lanjut.
5.      Melaksanakan dan menganalisis hasil survey latihan para calon peserta.
6.      Merumuskan kebutuhan latihan lanjutan.
7.      Menyusun panduan (manual) latihan.
8.      Menginventarisasi dan mengidentifikasi calon peserta latihan.
9.      Memanggil/mengundang calon peserta latihan.
10.  Mengurus izin pelaksannan latihan.
11.  Mempersiapkan fasilitas akomodasi peserta latihan.
12.  Mengatur penempatan peserta di asrama/ lokasi pelatihan.
13.  Melaksanakan acara latihan di ruang kelas latihan.
14.  Memantau (monitoring) kegiatan tindak-lanjut pasca-latihan para peserta ditempat masing-masing.
15.  Melaksanakan rapat koordinasi tim pemandu/panitia untuk persiapan teknis acara latihan di ruang kelas latihan.
16.  Menghubungi narasumber luar yang dibutuhkan.
17.  Melakukan acara kunjungan kerja sebagai perbandingan latihan hasil di kelas.
18.  Melakukan evaluasi akhir latihan.
19.  Melaksanakan acara Kontak Belajar (penentuan garis besar) materi, urutan/pola kegiatan serta jadwal harian dan tata tertib latihan dengan para peserta.
20.  Menyusun laporan proses pelaksanaan latihan.

C.  PELAKSANAAN PELATIHAN DAKWAH
1.  Tahapan Pelaksanaan Pelatihan Dakwah
      Setelah diadakan check in peserta, pembagian bahan-bahan dan penempatan penginapan peserta (jika kegiatan pelatihan dakwah perlu menginap), maka rangkaian kegiatan pelaksanaan pelatihan dimulai. Diawali dengan pembukaan, proses, dan penutupan.
2.   Macam-macam Metode Pelatihan
Berikut macam-macam pelatihan partisipatif yang dapat dilakukan untuk orang dewasa .
1.   Metode pemasaran (ice breaker)
2.   Metode curah pendapat (Brainstorming)
3.   Metode diskusi kelompok (DISCO)
4.   Metode diskusi panel
5.   Metode penguasaan
6.   Metode kerja kelompok
7.   Metode simulasi
8.   Metode bermain peran
9.   Metode demonstrasi
10.  Forum
11.  Jenis cawan ikan (fish bowls)
12.  Jenis pro kontra (debat)
13.  Jenis rembuk sejati
14.  Jenis momentum
15.  Jenis urun pendapat (brainstorming method)
16.  Jenis foto novellas
17.  Jenis buzz group
18.  Jenis pemeranan
19.  Pengalaman berstruktur
3.   Membangun Pelatihan Dakwah Efektif
Pelaksanaan pelatihan dapat dikatakan efektif apabila :
1.      Pelaksanaan pelatihan selaras dengan kebutuhan peserta pelatihan
2.      Peserta pelatihan merasakan bahwa dengan mengikuti pelatihan, kebutuhan yang dirasakan terpenuhi.
3.      Peserta tidak merasakan adanya tekanan dalam pelatihan.
4.      Peserta dapat menarik kesimpulan sendiri dan mengolah sendiri isi pelatihan.
      5.      Praktis dalam penerapannya.

D.  PENGAWASAN PELATIHAN DAKWAH
1.    Proses Pengawasan Pelatihan Dakwah
       Pengawasan dalam pelatihan merupakan rangkaian dari perencanaan dan pelaksanaan. Pengawasan dilakukan untuk melihat sejauh mana kesesuaian perencanaan dengan jalannya pelaksanaan pelatihan.
      Proses pengawasan dalam pelatihan terdiri dari tiga tahap, yaitu menetapkan standar, pengukuran dan menentukan kesenjangan.
2.   Langkah Langka Pengambilan Keputusan untuk Tindakan Korektif
1.   Mengetahui hakikat dari masalah yang dihadapi, mampu mendefinisikannya secara tepat;
2.   Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan;
3.   Mengolah fakta-fakta dan data-data tersebut;
4.   Menentukan beberapa alternative yang mungkin di tempuh;
5.   Memilih cara pemecahan dari alternative-alternatif yang mungkin di tempuh;
6.   Memutuskan tindakan-tindakan korektif yang terbaik;
7.  Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai hasil dari tindakan korektif yang telah di ambil.
3.    Pengawasan Efektif
         Pengawasan sebaiknya fleksibel, sesuai dengan keperluan situasi dan kondisi, dimana tindakan korektif harus diambil. Karena pengawasan bisa memiliki implikasi pada emosional dan motivasional yang berkaitan dengan fungsional dan disfungsional.
         Dengan begitu, pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, yang senantiasa membangkitkan motivasi. Tidak hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi juga penyediaan alternative perbaikan dan menentukan langkah-langkah strategis perbaikan.

E.  LAPORAN DAN FOLLOW UP PELATIHAN DAKWAH
1.  Pengertian Laporan
      Laporan dapat diartikan sebagai salah satu alat untuk menyampaikan informasi, baik lisan maupun tulisan, guna terjadinya hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan, atau sebagai salahsatu cara pelaksanaan komunikasi dari satu pihak kepada pihak lain.
       Laporan pada intinya dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa (what) yang terjadi, dimana (where), kapan (when) dan mengapa (why) hal itu terjadi. Selain itu juga untuk menggambarkan siapa (who) yang bertanggungjawab atas semua itu.
2.   Fungsi Laporan Pelatihan Dakwah
Diantara fungsi-fungsi tersebut adalah :
- Fungsi pertanggungjawaban.
- Fungsi penyampaian informasi.
- Bahan pengambilan keputusan.
- Fungsi alat kerjasama.
- Fungsi alat memperluas ide pengalaman.
- Fungsi alat memperluas ide dan pengalaman.
3.    Prinsip-prinsip Laporan Pelatihan Dakwah
Ada sejumlah prinsip laporan dalam pelatihan dakwah tersebut, yaitu :
·         Laporan harus benar dan objektif.
·         Laporan harus jelas dan cermat.
·         Lapran harus langsung mengenai sasaran.
·         Laporan harus lengkap.
·         Laporan harus tegas dan konsisten.
·         Laporan harus tepat pada waktunya.
·         Laporan harus tepat penerimanya.
4.    Langkah-langkah Pembuatan Laporan Pelatihan Dakwah
Berikut ini langkah-langkah penyusunan laporan yang dimaksud :
·         Menentukan subjek.
·         Mengumpulkan data dan fakta.
·         Mengklasifikasikan data.
·         Evaluasi dan pengolahan (analisis).
·         Membuat kerangka laporan.
·         Membuat deskripsi pelaksanaan.
·         Menyusun laporan keuangan (terlampir)
·         Melaporkan hasil evaluasi (peserta, pelatih dan penyelenggara)
·         Melaporkan hambatan-hambatan.
·         Memberikan saran dan rekomendasi.
·         Memberi ucapan terimakasih.
·         Lampiran-lampiran (kepanitiaan, keuangan, dokumentasi, dll)
5.   Teknik Follow Up
·         Pertemuan berkala
·         Kunjungan
·         Surat menyurat
·         Pengiriman bahan bacaan
·         Karya wisata
·         Menerima kunjungan tamu


DAFTAR PUSTAKA

Kusnawan, S.Ag, M.Ag., Aep dan Sy. Firdaus, M.pd., Drs. Aep. Manajemen Pelatihan Dakwah. Jakarta: PT Rineka Cipta 2009
Handoko, M.B.A., Dr. T. Hani. Manajemen edisi 2. Yogyakarta: BPFE 2014
Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. Manajemen edisi kesepeluh jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga 2009
http://kbbi.web.id/panitia diakses pada tanggal 21 Januari 2019





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Pengadilan Agama Lubuklinggau kelas 1 B

Laporan Praktek Kunjungan Belajar di Radio Papeja 101.8 FM Lubuklinggau